Minggu, 01 Juli 2007

Hijrah Untuk Membangun Cakrawala Jasa Marga Jauh Ke Depan

HIJRAH

Mencermati apa yang di sampaikan Direksi Jasa Marga dan Ketua Umum SKJM pada Rakernas SKJM 2007 Adalah hal yang lazim jika para pemimpin bisnis dan timnya memiliki horizon rencana jangka panjang beberapa tahun ke depan. Mereka perlu menyusun rencana jangka panjang agar jelas jalan mana yang mungkin dilalui untuk menuju sasaran. Nah, horizon para pemimpin korporasi dunia bisa lebih panjang lagi. Untuk mereka, dunia yang makin terbatas sumber daya alamnya dan kian sengit persaingannya menuntut mereka berpikir jauh. Saking jauhnya, mereka tak lagi berpikir apakah kelak masih menjabat atau tidak, masih diberi umur panjang atau tidak, untuk melihat hasilnya. Rentang waktu itu biasanya 20—30 tahun ke depan. Apakah para pemimpin bisnis di Indonesia telah memperluas cakrawala berpikirnya hingga 20—30 tahun ke depan? Mungkin sebagian kecil melakukannya. Ada dua hal yang berkaitan erat dalam menuju sasaran masa depan yang diinginkan. Pertama, kita sering lupa bahwa upaya meraih sukses memerlukan waktu dan upaya. Apalagi jika antara kemampuan hari ini dan sasaran sukses yang dituju ada jurang yang lebar. Strategi menjembatani jurang ini makin memerlukan upaya yang lebih besar dan memakan waktu. Budaya instant di sini bisa menjadi salah satu kambing hitamnya. Penyakit ingin segera menuai hasil, yang menjangkiti masyarakat, ternyata juga merasuki sebagian para pemimpin (bisnis), sehingga mereka lebih suka mencapai suatu hasil dengan sumber daya seirit mungkin, baik modal, tenaga, maupun waktu. Oleh karena itu, suatu rencana yang terlalu panjang waktunya (di atas 10 tahun) jarang masuk dalam benak mereka.Kedua, kita acap kali menyukai rencana yang masih sempat kita nikmati hasilnya, bukan rencana yang hasilnya tak bakal kita nikmati. Oleh karena itu, kita cenderung memikirkan rencana tahunan dan jangka panjang yang berkisar lima tahun. Mungkin sebagian dari kita sudah mulai memikirkan rencana berjangka di atas lima tahun, dan sebagian kecil di atas sepuluh tahun. Kebanyakan kita tak bisa atau tidak terbiasa memanjangkan dan memperluas cakrawala hingga jauh ke depan. Seyogianya, memajukan organisasi besar tempat kita berkiprah dimulai dengan (hasil) akhir (begin with the end in mind). Untuk organisasi yang berskala menengah dan kecil, hasil akhir di sini adalah posisi dan kondisi organisasi yang diinginkan dalam waktu 5—10 tahun mendatang. Untuk organisasi besar, hasil akhirnya adalah posisi dan kondisi organisasi dalam kurun yang panjang. Makin besar organisasinya, makin baik jika cakrawalanya adalah dalam puluhan tahun, 20—30 tahun ke depan. Bercermin pada kebanyakan perusahaan yang sukses dari skala kecil, waktu yang mereka butuhkan untuk meraih keberhasilan saat ini bukanlah dalam hitungan tiga, lima, atau tujuh tahun. Waktu yang mereka habiskan bisa mencapai sepuluh tahun atau lebih. Keberhasilan mereka adalah murni dari upaya operasional, bukan karena matang dikarbit melalui merger dan akuisisi atau teknik manajemen lainnya yang sifatnya membesar seketika. Kita amat mudah terkesima oleh keberhasilan yang dirayakan secara gegap gempita dan menyangka bahwa itu tercapai dalam waktu beberapa tahun saja. Dari situ kita mengerti bahwa memerlukan waktu yang panjang untuk mencapai prestasi cemerlang, yang tidak sekadar baik (good), tetapi mulia (great). Apalagi jika diperluas dari kumpulan orang di sebuah organisasi besar menjadi kumpulan orang dalam sebuah wilayah besar bernama bangsa. Lihatlah Malaysia. Negeri jiran itu hari ini kondisinya tidak sama dengan 30 tahun lalu. Indonesia adalah guru yang sebenar-benarnya guru bagi Malaysia. Banyak tenaga terampil dan akademik Indonesia yang dikirim ke Malaysia untuk mendidik mereka. Saat itu banyak tenaga ahli dari Jasa Marga yang di kirim ke Malaysia untuk mendidik tenaga ahli dari Malaysia dalam rangka membanun industri jalan tol di negerinya. Kini, mereka lebih maju dari Indonesia. Sang guru berubah menjadi murid, dan muridnya beralih menjadi guru. Prestasi mereka bermula dari visi yang diciptakan lebih dari dua dekade lalu. Lebih penting dari itu, prestasi mereka adalah cerminan dari upaya keras mewujudkan visi tersebut. Ada pesan yang tersirat dari Direksi dan Ketua Umum DPP SKJM yang mengajak kita semua memandang cakrawala Jasa Marga jauh ke depan dengan perasaan optimis. Barangkali hanya sekelompok orang di Perusahaan kita ini yang benar-benar bergegas menyingsingkan lengan baju dan melangkah sigap menyongsong masa depan yang makin kompetitif. Ada dua istilah yang relevan dengan pembicaraan di sini: circle of concern (lingkaran kepedulian) dan circle of influence (lingkaran pengaruh). Lingkaran kepedulian adalah cakupan hal-hal yang menarik perhatian atau menjadi kepedulian kita. Lingkaran pengaruh adalah cakupan hal-hal yang masing-masing dapat kita lakukan. Menaruh perhatian pada cakrawala 2030 Perusahaan kita ini adalah contoh lingkaran kepedulian. Namun, yang lebih penting tentu bagaimana kita berpartisipasi menterjemahkan cakrawala Jasa Marga 2030 dalam lingkaran kepedulian. Kemudian yang juga menjadi lingkaran pengaruh adalah bagaimana mewujudkan visi dan misi jangka panjang menjadi kenyataan, membantu penerus kita di perusahaan ini untuk tetap setia dalam upaya mewujudkan visi atau impian perusahaan dengan cara-cara yang semestinya, seperti penerapan Good Corporate Governance.*****Swara SKJM HS 5258

Tidak ada komentar: